Diary Pernikahan Bagian 2 : Sebersit Rasa
Pernikahan adalah jalan di mana dua insan merapatkan barisan dalam penghambaan padaNya. Pernikahan bersarikan harapan, harapan tanpa paksaan, harapan tanpa kecelakaan, harapan tanpa kekeliruan, harapan yang membumbung tinggi mengalirkan energi-energi sehangat pagi. Menyambung dari cerita sebelumnya yang pada akhrinya kami bertemu. Yang belum baca, baca dulu ya... Diary Pernikahan Bagian 1 . Awal mula aku memutuskan untuk ikut kegiatan rihlah myquran di Bogor selain jalan-jalan di hari Sabtu, hari Minggunya aku bisa menjenguk adikku - Adam - yang waktu itu masih kelas empat sekolah dasar dan mondok di Daqu Ketapang, Tangerang. Apalagi mamah jarang jenguk karena banyak keterbatasan dan pekerjaan yang beliau lakukan kadang hanya bisa nitip uang saku ke saudara dan sekedar bersapa dari jauh via telepon. Alhamdulillah Adam tumbuh sebagai anak dewasa yang mampu memahami keadaan keluarga dan tentunya ini pengorbanan juga bagi mamah. Siapa sih ibu yang mau tinggal jauh dari anak-anaknya.